A.
Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat
Ind 1 |
Mendata
pokok-pokok isi anekdot |
Ind 2 |
Membandingkan
anekdot dengan humor |
Ind 3 |
Mengidentifikasi
penyebab kelucuan anekdot |
Mendata
Pokok-Pokok Isi Anekdot
Dalam
kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu.
Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak
juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat
benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan
lainnya. Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah
anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara
yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu
dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh
masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata
ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa
dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga
anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.
Berikut adalah
contoh anekdot yang dapat dibacakan oleh guru.
Contoh 1
Dosen yang juga Menjadi Pejabat Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa
sedang berbincang-bincang. Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu
duduk, tidak pernah mau berdiri.” Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.” Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.” Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat
berdiri.” Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang
pejabat.” Udin : “Loh, apa hubungannya.” Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang
lain.” Udin : “???” Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id
dengan penyesuaian. |
Judul |
Dosen yang juga Menjadi Pejabat |
Masalah
yang dibahas |
Dosen yang merangkap jadi pejabat |
Unsur
humor |
Kalimat penutup anekdot sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak
pernah mau berdiri dari tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri,
takut kursinya diduduki orang lain. |
Makna
tersirat yang disampaikan |
Makna tersirat yang disampaikan adalah kritikan pada para
pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat
baru |
Alasan
dimasukkan sebagai teks anekdot |
Karena dalam kedua cerita tersebut selain mengandung humor juga
ada sindiran atau kritikan yang disampaikan. |
Contoh 2
Cara Keledai
Membaca Buku
Alkisah, seorang
raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin
menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin
mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi
waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin
menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa
yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu
ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan
kepadanya.
Dua minggu
kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke
sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan
kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku
tersebut, dan membuka sampulnya.
Si keledai
menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai
membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga
halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia
telah membaca seluruh isi bukunya.
“Demikianlah,
keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya,” kata Nasrudin. Timur Lenk merasa
ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah
kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban “Bagaimana cara mengajari keledai
membaca?”
Nasrudin berkisah, “Sesampainya di
rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji
gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji
itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya.
Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku
itu.”
“Namun, bukankah
ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab,
“Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa
mengerti isinya.”Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya,
berarti kita sebodoh keledai, bukan? kata Nashrudin dengan mimik serius. Sumber:
http://blogger-apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)
Dikerjakan di buku tulis kemudian kirim foto tugas di Tugas 23/9/2020
Analisislah cerita
anekdot di atas sesuai dengan tabel di bawah ini !
Judul |
Cara Keledai Membaca Buku |
Masalah
yang dibahas |
|
Unsur
humor |
|
Makna
tersirat yang disampaikan |
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar