Kamis, 22 Oktober 2020

Fiksi dan Non Fiksi

 

A.     Pengertian

Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diartikan sebagai ‘karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku’

 

B.     Jenis-Jenis Teks Novel

Jenis-jenis novel terbagi menjadi 3 macam, yaitu jenis teks novel berdasarkan genre, berdasarkan isi dan tokohnya, berdasarkan kebenaran cerita.

  1. Novel Berdasarkan Genre

a.       Novel Romantis : Novel yang menceritakan kisah-kisah percintaan.

b.      Novel Misteri : Novel yang menceritakan kisah-kisah mister dan membuat pembaca menjadi enasaran karena ceritanya penuh dengan teka-teki.

c.       Novel Komedi : Novel yang memuat unsur humor, guyonan sehingga pembaca menjadi terhibur.

d.      Novel Horor : Novel yang mempunyai efek menegangkan bagi pembaca. Cerita yang diangkat biasanya kisah-kisah seram, hal-hal ghaib atau mistis.

e.       Novel Inspiratif : Novel yang memuat kisah-kisah inspiratif. Novel jenis ini ditujukan untuk memberikan pesan moral dan membangkitkan motivasi para pembaca.

 

  1. Novel Berdasarkan Isi dan Tokohnya

a.       Novel Teenlit : Novel yang dibuat untuk para remaja.

b.      Novel Chicklit : Novel ini menceritakan mengenai wanta muda dan segala permasalahan yang dihadapinya.

c.       Novel Songlit : Novel yang dibuat dari sebuah lagu/musik.

d.      Novel Dewasa : novel yang ditujukan untuk orang-orang dewasa (18+)

 

  1. Novel Berdasarkan Kebenaran Cerita

a.       Novel Fiksi : Novel yang berisi tentang hal fiktif atau khayalan saja.

b.      Novel non-Fiksi : Novel yang bercerita mengenai kejadian nyata dari kisah sejaraj ataupun pengalaman pribadi seseorang.

 

 

C.     Ciri-ciri Novel

Ciri-ciri novel yang paling utama adalah sebagai berikut.

  1. Ceritanya panjang daripada cerpen, tapi banyak kalimat yang diulang-ulang.
  2. Sebuah cerpen memiliki jumlah kata lebih dari 35 ribu kata.
  3. Novel terdiri dari setidaknya 100 halaman.
  4. Waktu membaca sebuh novel memerlukan setidaknya 2 jam atau 120 menit.
  5. Memiliki alur/plot yang kompleks.
  6. Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan.
  7. Tokoh/karakter tokoh dalam novel bisa banyak.
  8. Ceritanya lebih dari satu impresi, emosi, dan efek.
  9. Alur cerita dari novel cukup kompleks.
  10. Seleksi cerita novel luas.
  11. Novel ditulis dengan narasi kemudian didukung dengan deskripsi untuk menggambarkan suasana yang ada didalamnya.

Selasa, 20 Oktober 2020

Karakteristik Hikayat

 

Mengidentifikasi Karakter Hikayat

Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi lain. Di antara karakteristik hikayat adalah:

(a) terdapat kemustahilan dalam cerita,

(b) kesaktian tokoh-tokohnya,

(c) anonim,

(d) istana sentris,

(e) menggunakan alur berbingkai.

 

  1. 1.Kemustahilan

Salah satu ciri hikayat adalah kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal tidak logis atau tidak bisa dinalar yang terjadi.

Perhatikan contoh berikut.

Kemustahilan

Kutipan Teks

Bayi lahir disertai pedang dan panah

Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang.

Seorang putri keluar dari gendang.

Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu.

Ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul.


2. Kesaktian tokoh

Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam hikayat. Kesaktian dalam Hikayat Indera Bangsawan ditunjukkan dengan kesaktian kedua pangeran kembar, Syah Peri dan Indera Bangsawan, serta raksasa, yaitu

(a) Syah Peri mengalahkan Garuda yang mampu merusak sebuah kerajaan;

(b) Raksasa memberi sarung kesaktian untuk mengubah wujud dan kuda hijau untuk mengalahkan Buraksa;

(c) Indera Bangsawan mengalahkan Buraksa.

 

3. Anonim

Salah satu ciri cerita rakyat, termasuk hikayat, adalah anonim. Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat memercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada yang sengaja mengarang.

 

4. Istana Sentris

Hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan. Dalam Hikayat Indera Budiman hal tersebut dapat dibuktikan dengan tokoh yang diceritakan adalah raja dan anak raja, yaitu Raja Indera Bungsu, putranya Syah Peri dan Indera Bangsawan, Putri Ratna Sari, Raja Kabir, dan Putri Kemala Sari. Selain itu, latar tempat dalam cerita tersebut adalah negeri yang dipimpin oleh raja serta istana dalam suatu kerajaan.

Identifikasikanlah karakteristik hikayat dalam Hikayat bayan Budiman

Karakteristik

Kutipan Teks

Keterangan

Kemustahilan

Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.

Manusia bermusyawarah dengan unggas

Istana Sentris

Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu.

Ada tokoh anak araja dalam cerita

Hikayat

 

MELESTARIKAN NILAI KEARIFAN LOKAL MELALUI CERITA RAKYAT

Mengidentifikasi Isi Pokok Cerita Hikayat

Hikayat termasuk cerita rakyat yang perlu dilestarikan. Cerita rakyat merupakan titipan budaya dari nenek moyang kepada generasi penerus bangsa.

Cerita rakyat penting dilestarikan dan dikembangkan. Setidaknya, ada tiga fungsi cerita rakyat yang mengharuskan kita tetap melestarikannya, yaitu:

1.      sebagai sarana hiburan;

2.  sebagai sarana pendidikan karena di dalamnya terkandung banyak nilai yang dapat diteladani dalam kehidupan; dan

3.      sebagai sarana menunjukkan dan melestarikan budaya bangsa karena dari cerita rakyat dapat dikokohkan nilai sosial dan budaya suatu bangsa.

 

Hikayat Indera Bangsawan

Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa qunut dan sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda Indera Bangsawan.

Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri..

Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bermohon pergi mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.

Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan, kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi saling cari mencari.

Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan saudaranya Indera Bangsawan. Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada AllahSubhanahuwata’ala dan berjalan dengan sekuat-kuatnya.

Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu taman, dan bertemu sebuah mahligai.Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu. Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda. Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.

Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah yang diperintah oleh Raja Kabir.

Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.”

Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu.Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.

Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.

Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Puteripun sembuhlah. Adapun setelah Tuan Puterisembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya upaya.

Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginnda berkata kepada sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri. Untuk itu, nenek Raksasa mengajari Indrra Bangsawan. Indra Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa. Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan semuanya lalu meneguk habis air minum dalam gentong.

Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air minumnya.

Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja. Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa.

Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa. Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya

Sumber: Buku Kesusastraan Melayu Klasik

 

Kata Arkais

Makna Kamus

Beroleh

Mendapat

Titah

Kata, perintah

Buluh

Tanaman berumpun, berakar serabut, batangnya beruas-ruas, berongga, dan keras; bambu; aur

Mahligai

Tempat kediaman raja atau putri-putri raja.

Cembul

Tempat tembakau yang terbuat dari logam

Inang

Perempuan yang merawat anak tuannya.

Upeti

Uang yang wajib dibayarkan oleh negara kecil kepada raja atau negara yang berkuasa atau yang menaklukkan

Selit

Banyak seluk beluknya

Bejana

Benda berongga yang dapat diisi dengan cairan atau serbuk dan dapat digunakan sebagai wadah.

Sebermula

Pada awalnya

Hatta

Kemudian

Menangguh

Menunda

Berhampiran

Bertemu

Menyekat

Memisahkan diri

Cembul

Tempat tembakau (gambir dan sebagainya) dibuat dari logam (biasa ditaruh dalam cerana atau puan

 

Selasa, 13 Oktober 2020

Langkah-langkah menyusun teks anekdot

 Langkah-langkah menyusun teks anekdot 

1. Merencanakan topik yang matang dan tema yang diinginkan 

2. Merencanakan riset atau perencanaan untuk mendukung ide 

3.  Menemukan inovasi maksudnya adalah mempunyai gaya penulisan yang berbeda dibandingkan dengan tulisan yang sudah ada 

4. Menulis cerita dengan mariks. Matriks adalah kerangka yang dikembangkan dengan model tertentu berdasarkan kebutuhan 


Kamis, 08 Oktober 2020

Struktur Teks Editorial

 

A.    Jenis jenis Teks Editorial

  1. Interpretative Editorial

Tujuan interpretative editorial adalah untuk menjelaskan isu dengan memberikan fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.

  1. Controversial Editorial

Tujuan controversial editorial adalah meyakinkan seorang pembaca pada keinginan atau menumbuhkan kepercayaan pembaca terhadap suatu isu. Dalam editorial ini terkadang pendapat yang berlawanan akan digambarkan lebih buruk.

 

  1. Explantory Editorial

Tujuan explantory editorial adalah untuk menyajikan masalah atau suatu isu supaya bisa dinilai oleh pembaca. Biasanya teks editorial ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi suatu masalah dan membuka mata masyarakat supaya bisa memperhatikan suatu isu.

 

B.     Tujuan Teks Editorial

Terdapat dua tujuan utama dari teks editorial, yaitu:

  1. Teks editorial mempunyai tujuan untuk mengajak pembaca agar dapat ikut berpikir tentang sebuah isu aktual yang sedang hangat diperbincangkan atau sedang terjadi di kehidupan sekitar.
  2. Teks editorial mempunyai tujuan untuk memberikan sebuah opini atau suatu pandangan redaksi kepada pembaca terhadap isu-isu yang sedang berkembang.

C.    Manfaat Teks Editorial

  1. Memberikan informasi kepada yang membaca.
  2. Dapat merangsang pemikiran pembaca.
  3. Teks editorial bisa membantu menggerakkan pembaca untuk melakukan suatu tindak.

 

D.    Fungsi Teks Editorial

Terdapat beberapa fungsi teks editorial diantaranya, sebagai berikut:

  1. Fungsi tajuk rencana secara umumnya dapat menjelaskan suatu berita dan akibatnya kepada masyarakat.
  2. Memberi latar belakang dari kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih menyeluruh.
  3. Terkadang ada analisis kondisi yang fungsinya untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan yang bisa terjadi.
  4. Meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

 

E.     Ciri-Ciri Teks Editorial

  1. Topik tulisan teks editorial harus selalu yang sedang banyak di perbincangkan oleh kalangan masyarakat, bersifat aktual dan faktual.
  2. Teks editorial harus bersifat sistematis dan logis
  3. Teks editorial sangat menarik untuk dibaca, hal ini dikarena ditulis dengan  menggunakan kalimat yang singkat, padat dan jelas. 
F.    Struktur Teks Editorial
         Ada tiga struktur yang menyusun teks editorial/opini, yaitu:

  1. Pernyataan pendapat (tesis)
            Berisi suatu sudut pandang penulis mengenai masalah yang sedang dibahas, biasanya berisi                 teori  yang diperkuat dari argumen.

  1. Argumentasi

Berisi alasan atau bukti yang gunanya untuk memperkuat pernyataan dalam tesisi. Argumentasi yang diberikan bisa berupa pertanyaan umum/data hasil penelitian, pernyataan para ahli, ataupun fakta-fakta melalui referensi yang bisa dipercaya.


  1. Pernyataan atau Penegasan ulang pendapat (reiteration)

Berisi suatu penegasan ulang pendapat yang didukung oleh suatu fakta di bagian argumentasi yang mana untuk memperkuat/menegaskan. Penegasan ulang berada di bagian akhir teks.


G.    Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks editorial tidak berbeda jauh dengan teks prosedur kompleks yaitu menggunakan verba material.

  1. Adverbia, mempunyai tujuan supaya pembaca meyakini teks yang dibahas dengan menggunakan kata seperti selalu, biasanya, sering, jarang, kadang-kadang dan lain-lain.
  2. Konjungsi merupakan kata penghubung pada teks, contohnya bahkan dan lain-lain.
  3. Verba material yaitu verba yang menunjukan suatu perbuatan fisik atau peristiwa.
  4. Verba rasional yaitu verba yang menunjukan suatu hubungan intensitas (Pengertian B adalah C) dan milik (Mengandung pengertian B memiliki C)
  5. Verba mental yaitu verba yang menunjukan persepsi (melihat, dan lainnya), afeksi (khawatir dan lainnya), dan kognisi (mengerti dan lainnya). Pada verba mental ada partisipan pengindra dan fenomena.

 

Contoh Teks Editorial Tentang Kesehatan

Judul : Pelayanan Rumah Sakit Dan Mutu Kesehatan Harus Ditingkatkan

 

Di tahun lalu, ada sekitar 269 pengaduan tentang kurangnya pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit yang ada di Indonesia, jumlah itupun dilaporkan dan diterima di Kemenkes.

Untuk yang belum dilaporkan tentu masih ada lebih banyak lagi, salah satu hal yang menjadikan mutu pelayanan dokter kurang memuaskan mengenai soal penanganan terhadap para pasien. Ada banyak dokter banyak yang belum bisa mengetahui penyakit dari pasien yang sebenarnya sehingga seringkali obat yang diberikan tidak tepat.

Seharusnya pemerintah terutama di bidang kesehatan harus selalu memperbaharui/ meningkatkan mutu dari dokter di seluruh Indonesia secara berkala, hal itu tentu bertujuan supaya pelayanan kesehatan masyarakat bisa terhubung dengan baik.
  1.  

Materi Kelas X TP dan TBSM

MENDALAMI PUISI Sumber: https://ruangimaji.files.wordpress.com/2011/03/rendra1.jpg Dengan mempelajari pelajaran 8 ini, kam...