Sabtu, 11 April 2020

Sastra

  Kemunculan Sastra  Dalam Jejaring Sosial Facebook

                                                                                                                                       EllaChanafi
            Selama ini dunia sastra kurang disentuh oleh para remaja. Sastra hanya mereka nikmati dengan membaca, bahkan dengan melihat saja. Ketika ada karya sastra baru  yang berupa fiksi mereka hanya melihat covernya tanpa mau membaca apa lagi untuk membelinya. Budaya membaca di negeri ini seakan hilang termakan waktu. Ide-ide kreatif tak lagi muncul dibenak mereka, kemunculan sastra dalam jejaring sosial facebook menajadi salah satu ajang kreativitas yang tersembunyi. Sastra yang muncul dalam facebook dengan cara update status itu adalah jalan dimana mereka menginginkan respon dari orang lain untuk mengomentari karyanya. Karena dalam facebook seseorang dapat langsung merespon dan menyukai karya tersebut hanya dengan mengkilk like yang berarti suka. Semua itu menjadi hal biasa yang dilakukan para remaja tanpa mereka sadari.
Hal ini sangat logis karena remaja beranggapan bahwa menulis adalah kegiatan yang sangat susah untuk mengawalinya. Dan itu semua yang terjadi pada remaja di negeri kita ini. Tetapi mereka bisa untuk melakukan itu semua. Ini semua disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap para penulis dan motivasi bagi pemula untuk menghasilkan suatu karya sastra yang menarik. Apalagi harus membuat suatu kata-kata yang indah dan tentunya harus menarik. Sehingga mereka lebih sering membuatnya untuk kalangan sendiri atau menjadi konsumsi pribadi. Sekarang sastra sedikit terlihat diantara para remaja, dengan adanya jejaring sosial yang dianggap mereka sebagai pengganti ibu di luar rumah. Karena mereka bisa menuangkan perasanya dimana dan kapan pun. Facebook dimanfaatkan sebagai media onlaine untuk curhat bagi para remaja yang sedang senang bahkan sakit hati. Mereka hanya ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain atau eksistensi dalam berpuitis sehingga mereka sering menulis puisi dalam statusnya sesuai dengan kondisi psikologi yang sedang mereka alami. Media ini sebagai jalan samping yang efektif tanpa harus melewati redaktur pada media masa mereka sudah dapat mempublikasikan karyanya dan mendapat respon yang kebanyakan positif dari teman-temanya. Bahkan guru-guru yang terkadang mengomentari karya peserta didik dalam jejaring sosial tersebut. Apa semua itu benar? Menurut saya, sebagai seorang guru kita perlu memperhatikan peserta didik kita. Dan apabila kita sebagai guru mengetahui peserta didiknya memiliki kemampuan untuk berkarya kita wajib untuk mengembangkannya bukan hanya untuk main-main tetapi diarahkan dan diberi motivasi agar peserta didik lebih percaya diri.
Sisi positif memplubikasikan karya sastra pada jejaring sosial facebook. Itu adalah hal yang biasa untuk para remaja. Tetapi itu jua menjadi hal yang sangat membanggakan karena seseorang sudah percaya diri untuk menulis dan mempublikasikannya dengan cara media online. Jarang sekali seorang remaja memperlihatkan karyanya sendiri untuk dibaca orang lain karena malu atau ketidak siapan mendapatkan respon negatif dari pembaca. Tetapi dengan adanya jejaring sosial mereka saling balas membalas pesan atau komentar dengan puisi moderen atau puisi lama seperi halnya pantun. Daya imjinasi mereka sangat baik untuk dikembangkan menjadi sebuah karya yang penuh dengan makna positif.
Secara psikologi anak lebih nyaman mengungkapkan sesuatu dengan tulisan karena mereka tidak harus berhadapan langsung dengan lawan tutur. Kemampuan berfikir yang masih luas dan dapat diasah sehingga menuangkan ide yang kreatif. Manusia akan lebih kreatif menulis dari pada berkata-kata. Karena perasaan atau fiil yang ada pada dirinya setiap harinya berubah dan itu semua dapat menghasilkan sesuatu yang baru untuk dapat dituangkan sebagai karya sastra yang biasanya berupa puisi moderen.
Sisi negatif memplubikasikan karya sastra pada jejaring sosial facebook. Ketika sebuah karya sastra muncul dalam jejaring sosial. Perlu diperhatikan tentang keorisinalan karya sastra karena orang dengan mudah dan membaca juga gampang untuk mengutipnya. Dan lebih bahaya lagi apabila seseorang mengutipnya lalu mengakui hasil karya sastra orang tersebut. Maka dari itu seorang yang memiliki karya sastra yang dipublikasikan dalam jejaring sosial facebook. Sebaiknya karya sastra diplubikasikan pada tempatnya sehingga penulis tidak akan mengalami kerugian dan karya sastranya akan memiliki hak cipta. Oleh sebab itu tidak ada yang akan mengutip atau mengakui apa yang telah dibuat.
Di sini terlihat bahwa remaja kurang perhatian untuk karya sastra yang telah dibuatnya. Mereka lebih nyaman memplubikasikan karya sastra dengan menulis sebagai status difacebook. Sedangkan akibat yang akan diperoleh itu akan merugikan dirinya sebagai pembuat karya sastra. Dan juga adanya ketidak orisinal pada suatu karya yang di publikasikan. Seseorang akan bangga apabila karya yang ditulis mendapat respon baik dan apabila seseorang akan hilang daya imajinasi untuk menuangkan ide kreatif jika hasil yang diperoleh direspon negatif. Dan itu semua yang masih terjadi di negara kita ini. Sastra hanya muncul pada saat senang dan sedih tapi pada saat keadaan biasa ide kreatif tidak mau dicari apalagi untuk difikirkan.
Oleh karena itu, siapapun penulis atau penyair online apabila karya yang dihasilkan merupakan sesuatu yang sangat bermakna juga memiliki nilai estetik yang bagus. Jangan pernah berfikir bahwasannya menulis adalah hal yang sulit dan rumit. Pikirkan mudahnya dan jalani dengan pelan-pelan yang terpenting adalah kesabaran. Sesuatu karya sastra akan dimuat apabila seorang penulis terus menerus belajar membuat dan sabar tanpa itu semua tidak akan mungkin seorang penulis di negeri ini bisa menulis dengan karya yang sangat indah. Bagi para remaja jangan lah berpuas diri dengan satu hal tapi carilah hal yang lain, karena keberhasilan akan kita dapat jika kita dapat menjalani proses untuk mencapai tujuan yang di harapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Kelas X TP dan TBSM

MENDALAMI PUISI Sumber: https://ruangimaji.files.wordpress.com/2011/03/rendra1.jpg Dengan mempelajari pelajaran 8 ini, kam...