Sabtu, 11 April 2020

Sastra

  Kemunculan Sastra  Dalam Jejaring Sosial Facebook

                                                                                                                                       EllaChanafi
            Selama ini dunia sastra kurang disentuh oleh para remaja. Sastra hanya mereka nikmati dengan membaca, bahkan dengan melihat saja. Ketika ada karya sastra baru  yang berupa fiksi mereka hanya melihat covernya tanpa mau membaca apa lagi untuk membelinya. Budaya membaca di negeri ini seakan hilang termakan waktu. Ide-ide kreatif tak lagi muncul dibenak mereka, kemunculan sastra dalam jejaring sosial facebook menajadi salah satu ajang kreativitas yang tersembunyi. Sastra yang muncul dalam facebook dengan cara update status itu adalah jalan dimana mereka menginginkan respon dari orang lain untuk mengomentari karyanya. Karena dalam facebook seseorang dapat langsung merespon dan menyukai karya tersebut hanya dengan mengkilk like yang berarti suka. Semua itu menjadi hal biasa yang dilakukan para remaja tanpa mereka sadari.
Hal ini sangat logis karena remaja beranggapan bahwa menulis adalah kegiatan yang sangat susah untuk mengawalinya. Dan itu semua yang terjadi pada remaja di negeri kita ini. Tetapi mereka bisa untuk melakukan itu semua. Ini semua disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap para penulis dan motivasi bagi pemula untuk menghasilkan suatu karya sastra yang menarik. Apalagi harus membuat suatu kata-kata yang indah dan tentunya harus menarik. Sehingga mereka lebih sering membuatnya untuk kalangan sendiri atau menjadi konsumsi pribadi. Sekarang sastra sedikit terlihat diantara para remaja, dengan adanya jejaring sosial yang dianggap mereka sebagai pengganti ibu di luar rumah. Karena mereka bisa menuangkan perasanya dimana dan kapan pun. Facebook dimanfaatkan sebagai media onlaine untuk curhat bagi para remaja yang sedang senang bahkan sakit hati. Mereka hanya ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain atau eksistensi dalam berpuitis sehingga mereka sering menulis puisi dalam statusnya sesuai dengan kondisi psikologi yang sedang mereka alami. Media ini sebagai jalan samping yang efektif tanpa harus melewati redaktur pada media masa mereka sudah dapat mempublikasikan karyanya dan mendapat respon yang kebanyakan positif dari teman-temanya. Bahkan guru-guru yang terkadang mengomentari karya peserta didik dalam jejaring sosial tersebut. Apa semua itu benar? Menurut saya, sebagai seorang guru kita perlu memperhatikan peserta didik kita. Dan apabila kita sebagai guru mengetahui peserta didiknya memiliki kemampuan untuk berkarya kita wajib untuk mengembangkannya bukan hanya untuk main-main tetapi diarahkan dan diberi motivasi agar peserta didik lebih percaya diri.
Sisi positif memplubikasikan karya sastra pada jejaring sosial facebook. Itu adalah hal yang biasa untuk para remaja. Tetapi itu jua menjadi hal yang sangat membanggakan karena seseorang sudah percaya diri untuk menulis dan mempublikasikannya dengan cara media online. Jarang sekali seorang remaja memperlihatkan karyanya sendiri untuk dibaca orang lain karena malu atau ketidak siapan mendapatkan respon negatif dari pembaca. Tetapi dengan adanya jejaring sosial mereka saling balas membalas pesan atau komentar dengan puisi moderen atau puisi lama seperi halnya pantun. Daya imjinasi mereka sangat baik untuk dikembangkan menjadi sebuah karya yang penuh dengan makna positif.
Secara psikologi anak lebih nyaman mengungkapkan sesuatu dengan tulisan karena mereka tidak harus berhadapan langsung dengan lawan tutur. Kemampuan berfikir yang masih luas dan dapat diasah sehingga menuangkan ide yang kreatif. Manusia akan lebih kreatif menulis dari pada berkata-kata. Karena perasaan atau fiil yang ada pada dirinya setiap harinya berubah dan itu semua dapat menghasilkan sesuatu yang baru untuk dapat dituangkan sebagai karya sastra yang biasanya berupa puisi moderen.
Sisi negatif memplubikasikan karya sastra pada jejaring sosial facebook. Ketika sebuah karya sastra muncul dalam jejaring sosial. Perlu diperhatikan tentang keorisinalan karya sastra karena orang dengan mudah dan membaca juga gampang untuk mengutipnya. Dan lebih bahaya lagi apabila seseorang mengutipnya lalu mengakui hasil karya sastra orang tersebut. Maka dari itu seorang yang memiliki karya sastra yang dipublikasikan dalam jejaring sosial facebook. Sebaiknya karya sastra diplubikasikan pada tempatnya sehingga penulis tidak akan mengalami kerugian dan karya sastranya akan memiliki hak cipta. Oleh sebab itu tidak ada yang akan mengutip atau mengakui apa yang telah dibuat.
Di sini terlihat bahwa remaja kurang perhatian untuk karya sastra yang telah dibuatnya. Mereka lebih nyaman memplubikasikan karya sastra dengan menulis sebagai status difacebook. Sedangkan akibat yang akan diperoleh itu akan merugikan dirinya sebagai pembuat karya sastra. Dan juga adanya ketidak orisinal pada suatu karya yang di publikasikan. Seseorang akan bangga apabila karya yang ditulis mendapat respon baik dan apabila seseorang akan hilang daya imajinasi untuk menuangkan ide kreatif jika hasil yang diperoleh direspon negatif. Dan itu semua yang masih terjadi di negara kita ini. Sastra hanya muncul pada saat senang dan sedih tapi pada saat keadaan biasa ide kreatif tidak mau dicari apalagi untuk difikirkan.
Oleh karena itu, siapapun penulis atau penyair online apabila karya yang dihasilkan merupakan sesuatu yang sangat bermakna juga memiliki nilai estetik yang bagus. Jangan pernah berfikir bahwasannya menulis adalah hal yang sulit dan rumit. Pikirkan mudahnya dan jalani dengan pelan-pelan yang terpenting adalah kesabaran. Sesuatu karya sastra akan dimuat apabila seorang penulis terus menerus belajar membuat dan sabar tanpa itu semua tidak akan mungkin seorang penulis di negeri ini bisa menulis dengan karya yang sangat indah. Bagi para remaja jangan lah berpuas diri dengan satu hal tapi carilah hal yang lain, karena keberhasilan akan kita dapat jika kita dapat menjalani proses untuk mencapai tujuan yang di harapkan.

Materi Kelas X TP dan TBSM



MENDALAMI
PUISI



Sumber: https://ruangimaji.files.wordpress.com/2011/03/rendra1.jpg

Dengan mempelajari pelajaran 8 ini, kamu diharapkan mampu mendalami puisi dengan memahami, menulis, dan mendemonstraskannya dengan baik yang terdapat dalam antologi puisi. Di samping itu, kamu juga diharapkan dapat membangun kesadaran bertanggungjawab, rasa ingin tahu, dan sikap menghargai.
Pada pelajaran ini kamu akan mempelajari salah satu karya sastra yaitu puisi. Sumber utama pada pelajaran ini ialah dari buku kumpulan puisi atau sering disebut antologi. Bukan hanya memahami isi puisi, tetapi kamu juga harus mendemonstrasikan puisi dengan memerhatikan beberapa komponen penting yaitu vokal, ekspresi, dan intonasi.


    A.     Mengidentifikasi Komponen Penting dalam Puisi
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif. Bahkan puisi juga dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis (penyairnya). Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dirangkai dengan kata-kata yang indah, yang berbeda dengan bahasa sehar-hari, bahkan juga berbeda dengan bahasa karya sastra lainnya, seperti drama atau prosa.
Makna puisi menjadi hal yang penting bagi pembaca. Seindah apa pun rangkaian kata-kata yang dibuat oleh seseorang, menjadi tidak berarti makna atau pesan yang disampaikan di dalamnya.
Pada pembelajaran kali ini, kamu akan memahami hal-hal penting terkait pesan yang ingin disampaikan penyair terutama berkaitan dengan suasana, tema, dan makna puisi.


Kegiatan I 
Menentukan Suasana dalam Puisi
Pernahkah kamu membaca sebuah puisi yang meninggalkan kesan mendalam bagi perasaanmu? Misalnya, sebuah puisi cinta yang membuat hatimu menjadi berbunga-bunga atau puisi kritik sosial yang membuat perasaan kemanusiaanmu tersentuh?
Itulah yang disebut dengan suasana, yaitu keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu. Dengan kata lain, suasana merupakan akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Suasana ialah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu.
Bacalah puisi berikut ini kemudian jelaskanlah suasana dalam puisi tersebut.

Aku Ingin
Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Sumber: , Hujan Bulan Juni, Kumpulan Puisi karya Sapardi Djoko Damono, 2001

Puisi di atas merupakan ungkapan cinta seseorang kepada kekasihnya. Dapatkah kamu merasakan bagaimana perasaan seseorang ketika kekasihnya menyatakan kerelaannya untuk berkorban, seperti pengorbanan kayu kepada api? Dapat jugakah kamu membayangkan bagaimana perasaan seseorang ketika sahabatnya menyatakan kesediaannya berkorban seperti pengorbanan awan yang musnah demi menjadi hujan?
Benar. Siapa pun perempuan yang menjadi wanita dari lelaki itu akan merasakan perasaan yang romantis, merasa disayangi, dan terlindungi. Perasaanmu setelah membaca puisi di atas itulah yang dinamakan suasana.

Sajak Anak Muda
W. S. Rendra
Kita adalah angkatan gagap
yang diperanakkan oleh angkatan takabur.
Kita kurang pendidikan resmi
di dalam hal keadilan,
karena tidak diajarkan berpolitik,
dan tidak diajar dasar ilmu hukum
Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.
Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.
Apakah kita tidak dimaksud
untuk mengerti itu semua ?
Apakah kita hanya dipersiapkan
untuk menjadi alat saja ?
inilah gambaran rata-rata
pemuda tamatan SLA,
pemuda menjelang dewasa.
Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.
Dasar keadilan di dalam pergaulan,
serta pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai kelompok atau sebagai pribadi,
tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.
Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.
Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita marah pada diri sendiri
Kita sebal terhadap masa depan.
Lalu akhirnya,
menikmati masa bodoh dan santai.
Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.
Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.
Di sana anak-anak memang disiapkan
Untuk menjadi alat dari industri.
Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ?
Kita hanya menjadi alat birokrasi !
Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan -
menjadi benalu di dahan.
Gelap. Pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberi pencerahan.
Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan
Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam pengangguran.
Apakah yang terjadi di sekitarku ini ?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.
Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini ?
Apakah ini ? Apakah ini ?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.
Mengapa harus kita terima hidup begini ?
Seseorang berhak diberi ijazah dokter,
dianggap sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.
Dan bila ada ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.
Bagaimana ? Apakah kita akan terus diam saja.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum
dianggap sebagi bendera-bendera upacara,
sementara hukum dikhianati berulang kali.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.
Kita berada di dalam pusaran tatawarna
yang ajaib dan tidak terbaca.
Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.
Dan bila luput,
kita memukul dan mencakar
ke arah udara
Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakan oleh angkatan kurangajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.
Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977
Untuk memudahkanmu mengerjakan tugas ini, gunakan tabel berikut. Kamu boleh menambahkan kolom-kolomnya sesuai dengan kebutuhan.
Suasana
Larik yang Mendukung Suasana
resah
Apakah kita tidak dimaksud untuk mengerti itu semua ?
Apakah kita hanya dipersiapkan untuk menjadi alat saja ?







Kegiatan II
Menemukan Tema Puisi
Tema adalah ide dasar yang mendasari sebuah tulisan, termasuk puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Meskipun bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung bermakna konotatif, tetapi tema puisi salah satunya dapat dirunut dengan menggunakan kata-kata kunci dalam puisi tersebut. Tema puisi akan sangat menentukan penyair dalam memiih kata-kata yang digunakan dalam puisinya.
Dalam puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono di atas tema puisinya adalah tentang cinta. Tema ini dapat dengan mudah ditemukan karena pengulangan kalimat “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana’ sebanyak dua kali sedangkan tema puisi ‘Tuhan Sembilan Centi’, temanya adalah bahaya rokok. Tema ini dapat dengan mudah ditemukan dari pengulangan berkali-kali kata ‘rokok’ serta deskripsi hal-hal yang mengerikan akibat merokok.
Sedangkan tema puisi ‘Sajak Anak Muda , temanya adalah pendidikan. Tema ini dapat ditemukan dari penggunaan kata-kata yang berkaitan dengan ilmu pengethuan seperti ilmu hukum, filsafat, logika; serta istilah pendidikan seperti pendidikan, pengetahuan, sekolah, dan ujian.

Petunjuk
1.      Bacalah puisi-puisi berikut ini.
2.      Tentukan tema puisi tersebut dengan menyertakan alasan-alasannya.

Puisi 1
Doa
Karya: Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

Puisi 2
Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu
* pahlawan tak dikenal Karya Aming Aminoedin
ribuan orang bergerak sepanjang jalan
berteriak menuju hotel Yamato tengah kota
kibar bendera merah-putih-biru itu
menggemuruhkan gelegak antipati pada hati
tanpa henti tanpa kompromi

ribuan orang bergerak sepanjang jalan
berteriak menuju hotel Yamato tengah kota
ribuan orang memanjat hotel itu, dan kau
telah robek kain biru pada bendera itu
ribuan orang bersorak, gemuruh
“Merdeka negeriku!
Merdeka Indonesiaku”
ribuan orang bergerak sepanjang jalan
berteriak menuju hotel yamato tengah kota
sorak gemuruh mereka itu kian riuh
“Ini negaraku, negara tercinta
Satu Republik, Indonesia Raya!”

hai bangsa pemabuk, pemilik
bendera merah-putih-biru
jika tak enyah dari negeriku, bambu runcing
akan menuding mengusirmu!
jika tak juga enyah, kutawarkan semangat
dan darah kami muntah, biarkan tubuh kami
berdarah-darah, tapi kau harus
berserah. kau harus menyerah!
telah kau robek kain biru pada bendera itu
tinggal merah-putihnya, kian terasa indah
di mata, mata kita semua!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Jayalah bangsaku, jayalah negeriku!
Jayalah Indonesiaku!
Mojokerto, 15/8/2011



Kamu dapat mengemukakan jawabanmu pada tabel di bawah ini atau pada buku kerjamu terhadap puisi di atas dengan menggunakan kalimat atau paragraf yang baik dan benar.
No
Judul Puisi
Tema
Alasan
1
Doa


2
Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu







Kegiatan III
Menemukan Makna Puisi
Penggalan puisi ‘Sajak Anak Muda’ di atas, kamu pasti dapat menangkap maksud yang ingin disampaikan oleh WS. Rendra. Amanat yang ingin disampaikan oleh penyair itulah yang dimaksud amanat. Tentu saja, pesan itu boleh lebih dari satu.
Berikut adalah contoh analisis makna puisi ‘Tuhan Sembilan Centi.’ Diskusikanlah bersama guru dan teman-temanmu makna lain yang terdapat dalam puisi ‘Tuhan Sembilan Centi’ di atas.

No.
Amanat
Larik Puisi
1.
Pendidikan di Indonesia lebih banyak ditujukan pada hafalan teori, bukan pemahaman atas suatu konsep, bukan penguasaan konsep dan ktrampilan.
Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan, dan bukan ilmu latihan menguraikan.
2


3


4


5



Petunjuk
1) Baca kembali puisi ‘Aku Ingin’, ‘Doa’, dan ‘Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu.’
2) Identifikasikanlah makna (pesan) yang ingin disampaikan penyair melalui puisi tersebut.
3) Sertakan larik puisi yang mendukung jawabanmu.
4) Kerjakan di lembar tugas.

Judul Puisi
Makna
Larik Puisi
Aku Ingin


Doa


Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu




   B.     Mendemonstrasikan Puisi

Pernahkah kamu menyaksikan seseorang yang sedang mendemonstrasikan atau mendeklamasikan puisi di atas panggung atau dalam sebuah lomba? Seorang pembaca puisi yang bagus mampu menjiwai puisi yang dibacakan dengan baik. Dampaknya, pendengar akan dapat merasakan suasana puisi tersebut serta mampu menangkap makna puisi yang disampaikan penyairnya.
Hal itu akan tercapai ketika pembaca puisi tidak hanya mengandalkan permainan vokal tetapi juga memperhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan tubuhnya saat membaca puisi.
Pada bagian ini kamu akan belajar membacakan puisi dengan memperhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi yang baik.

Membacakan Puisi
Beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu mengetahui cara membacanya. Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan.
(1) Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu lambat.
(2) Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas, misalnya saja dalam mengucapkan huruf-huruf vokal /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/.
(3) Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kitapun harus bisa menggambarkan isi puisi sedih tersebut.
(4) Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa-gesa. Sehingga tidak akan mengganggu ketika membaca puisi.
(5) Penampilan, artinya kepribadian atau sikap kita saat di panggung usahakan harus tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa, dan meyakinkan (tidak demam panggung).
(6) Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan membacakan puisi yaitu sebagai berikut
.(a) Vokal
Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi (kejelasan pengucapan). Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan puisi sangat perlu. Bunyi vokal seperti /a/, /i/, /u/, /e/, /o/, /ai/, /au/, dan sebagainya harus jelas terdengar. Demikian pula dengan bunyi-bunyi konsonan.
(b) Ekspresi
Ekspresi ialah pengungkapan atau proses menyatakan yang memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, dan perasaan. Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada, namun harus proporsional, sesuai dengan kebutuhan menampilkan gagasan puisi secara tepat.
(c) Intonasi (tekanan dinamik dan tekanan tempo)
Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik (tekanan pada kata-kata yang dianggap penting) dan teknanan tempo (cepat lambat pengucapan suku kata atau kata).
Setelah kamu memahami langkah-langkah di atas dalam mendemonstrasikan puisi, dan untuk mendukung cara pembacaaannya, kita dapat menggunakan teknik-teknik sebagai berikut.
1.      Membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang.
2.      Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda. Jeda pendek dengan tanda (/) dan jeda panjang dengan tanda (//). Penjedaan panjang diberikan pada frasa, sedang penjedaan panjang diberikan pada akhir klausa atau kalimat.
3.      Memahami suasana dan menghayati, tema, dan makna puisinya.
4.      Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk meengekspresikan puisi yang kita baca.

Perhatikanlah contoh puisi (sebelum diberikan tanda jeda) berikut ini!
Sajak Matahari
Karya: W.S. Rendra
Matahari bangkit dari sanubariku
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.
Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin!
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu!
Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.
Matahari adalah cakra jingga
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia!
Yogya, 5 Maret 1976
(Sumber: Antologi Puisi Potret Pembangunan dalam Puisi, 1980)

Perhatikanlah contoh puisi (setelah diberikan tanda jeda) berikut ini!
Matahari bangkit/ dari sanubariku//
Menyentuh permukaan/ samodra raya.//
Matahari keluar dari mulutku,/
menjadi pelangi di cakrawala.//
Wajahmu keluar/ dari jidatku,//
wahai kamu,/ wanita miskin!//
kakimu terbenam/ di dalam lumpur.//
Kamu harapkan beras/ seperempat gantang,//
dan di tengah sawah/ tuan tanah menanammu!//
Satu juta lelaki gundul/
keluar dari hutan belantara,//
tubuh mereka terbalut lumpur/
dan kepala mereka berkilatan/
memantulkan cahaya/ matahari.//
Mata mereka menyala/
tubuh mereka menjadi bara/
dan mereka membakar dunia.//
Matahari adalah cakra jingga/
yang dilepas tangan/ Sang Krishna.//
Ia menjadi rahmat/ dan kutukanmu,/
ya,/ umat manusia!//

Pemberian tanda jeda merupakan teknik awal dalam pembacaan puisi. Adanya tanda jeda, makna sebuah puisi akan tersampaikan kepada para pendengar.
Petunjuk:
1.      Bacalah puisi berjudul “Ibu” karya D. Zamawi Imron berikut ini!
2.      Pahamilah suasana, tema, dan maknanya!
3.      Berlatihlah membacakan puisi tersebut dengan memperhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi!
4.      Secara bergantian, kamu berlatih membacakan puisi tersebut di depan kelas!
5.      Pada saat temanmu membacakan puisi, berikanlah penilain dengan menggunakan tabel peniaian yang telah disediakan gurumu!
6.      Kamu boleh memilih puisi lainnya untuk kamu bacakan!

Ibu
Karya: D. Zamawi Imron
Kalau aku merantau
lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering,
daunan pun gugur bersama reranting
hanya mata air air matamu ibu,
yang tetap lancar mengalir
bila aku merantau
sedap kopyor susumu
dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan
memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu
tak kuasa kubayar
ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemundian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti
bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu
bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.
(Sumber: Antologi Puisi Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996).




Materi Kelas X TP dan TBSM

MENDALAMI PUISI Sumber: https://ruangimaji.files.wordpress.com/2011/03/rendra1.jpg Dengan mempelajari pelajaran 8 ini, kam...