A. Menemukan Perbedaan antara Drama, Puisi, dan Prosa
Karya sastra dibagi ke dalam tiga bentuk, yaitu puisi, prosa, dan drama. Bentuk karya sastra puisi dan prosa telah kalian pelajari pada bab-bab sebelumnya. Sekarang saatnya kalian belajar tentang jenis karya sastra yang ketiga yaitu drama.
B. Unsur-unsur Pembangun Pertunjukan Drama
Kata drama berasal dari bahasa Yunani, dari kata kerja dran yang
berarti “berbuat, to act atau to do”. Demikianlah dari segi etimologinya, drama mengutamakan perbuatan, gerak, yang merupakan inti hakikat setiap karangan yang bersifat drama. Moulton mengatakan bahwa “drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak” (life presented in action). Balthazar Verhagen mengemukakan bahwa “drama adalah kesenian melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak” (Slametmuljana dalam Tarigan, 1985: 70). Jadi, drama adalah sebuah cerita yang membawakan tema tertentu dengan dialog dan gerak sebagai pengungkapannya.
Seperti
halnya karya sastra yang lain, naskah drama juga tersusun dari bagian-bagian yang disusun secara sistematis. Struktur naskah drama terdiri atas tiga bagian utama, yakni prolog, dialog, dan epilog. Bagian pembuka drama biasanya disebut dengan prolog, sedangkan bagian konflik akan ada di bagian tengah, yaitu disebut dialog, dan bagian terakhir sebagai bagian penutup disebut dengan epilog.
Drama dibangun dari unsur-unsur pembangunnya. Unsur-unsur pembangun sebuah pertunjukan drama adalah tokoh dan perwatakannya, tema, amanat, latar cerita, dan alur cerita. Unsur-unsur pembangun pertunjukan drama tidak terlalu berbeda dengan unsur-unsur pembangun karya prosa. Hal yang berbeda antara unsur pembangun pertunjukan drama dan karya prosa adalah pertunjukan drama lebih menekankan penggunaan lakuan para tokoh dan dialog antartokoh untuk menjelaskan jalan cerita.
Kegiatan 1 Saksikan pertunjukan drama
berjudul “Sekadar
Imajinasi” oleh Teater Koma.
Untuk
mengenal lebih dekat seperti apa pertunjukan drama, saksikanlah pertunjukan
drama berikut ini! Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan pertunjukan tersebut. Teater Koma Pentas di Sanggar: “Sekadar Imajinasi” youtu.be/bu07lRepSN8
Berdasarkan
pertunjukan drama yang telah kalian saksikan tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan menggunakan kalimat yang
baik!
Link Soal : https://forms.gle/3xcAHZPCSQ5PPh7u7
Pengertian
Drama
Tapi, sebelum membahas
materi teks drama, kamu perlu memahami dulu nih, apa itu drama, ya.
Drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang
berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan sebagainya’. Drama juga bisa
berarti perbuatan, tindakan atau action.
Jadi, bisa disimpulkan,
pengertian drama adalah sebuah lakon atau cerita
berupa kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh yang berisi konflik.
Dalam KBBI, drama
memiliki beberapa pengertian, di antaranya sebagai berikut:
1.
Drama diartikan sebagai syair atau prosa yang menggambarkan
kehidupan dan watak melalui tingkah laku (acting) atau dialog
yang dipentaskan.
2.
Drama adalah cerita atau kisah yang melibatkan konflik atau
emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
3.
Drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan dalam
pentas berdasarkan naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur
pembantu (dekor, kostum, rias, lampu, musik), serta disaksikan oleh penonton.
Pengertian
Teks Drama
Teks drama adalah teks cerita yang dipentaskan di atas panggung yang
menceritakan kehidupan melalui adegan tokoh. Drama juga dapat diartikan
sebagai cerita atau kisah yang menggambarkan kehidupan atau watak melalui
tingkah laku tokoh serta dialog yang dipentaskan. Teks drama pada umumnya
digunakan sebagai naskah lakon dari para pemeran drama, berupa alur-alur
cerita, dan elemen apapun yang mendukung dalam sebuah pementasan drama.
Ciri-Ciri
Teks Drama
Terus, apa saja sih
ciri-ciri teks drama itu? Saat ingin membuat teks drama, tentu kamu perlu
memahami karakteristik atau ciri-cirinya, ya. Berikut ciri-ciri teks drama yang bisa kamu perhatikan:
1.
Memiliki cerita berbentuk dialog,
baik yang dituturkan oleh narator maupun tokoh.
2.
Memiliki instruksi khusus yang
harus dilakukan oleh aktor saat memerankan tokoh di dalamnya dan biasanya
ditulis dalam tanda kurung.
3.
Membuat banyak konflik dan aksi.
4.
Teks drama berada di atas atau samping
kiri dialog.
5.
Teks drama harus diperankan atau
dipentaskan oleh manusia melalui lisan, ekspresi wajah, dan gerakan
tubuh.
6.
Biasanya didukung oleh pencahayaan dan
musik.
7.
Biasanya dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
8.
Memerlukan latihan khusus sebelum dipentaskan.
Unsur-Unsur
Teks Drama
Nah, selain ciri-ciri,
teks drama juga mengandung beberapa unsur di dalamnya. Unsur-unsur teks drama terbagi menjadi unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Yuk, simak masing-masing penjelasannya berikut ini!
a.
Unsur Intrinsik Teks Drama
Unsur intrinsik teks
drama adalah unsur-unsur pembentuk drama yang terdapat di
dalam teks drama. Contohnya seperti tema, latar, tokoh dan penokohan,
dialog, babak, konflik, hingga amanat. Mari kita bahas satu per satu!
ü Tema
Hal
pertama dan yang terpenting dari sebuah drama, ialah tema. Tema adalah gagasan utama yang menjalin struktur isi drama. Tema
berkaitan dengan proses jalan cerita sebuah drama.
Beberapa contoh tema
drama antara lain, kemanusiaan, nasionalisme, kasih sayang, persahabatan, dan
sebagainya. Bagaimana sebuah drama disampaikan, akan bergantung dari bagaimana
tema drama tersebut dipilih oleh penulisnya.
ü Latar
Setelah
tema sudah ditetapkan, unsur teks drama selanjutnya ialah bagiamana latar dari
drama tersebut. Latar adalah keterangan tentang tempat,
waktu, dan suasana dalam drama.
ü Tokoh
Masuk
ke unsur ketiga yang juga tidak kalah pentingnya, yakni mengenai tokoh. Tokoh
adalah pemegang peran yang ada dalam cerita dan
menggambarkan karakter atau watak dari perannya.
Sebuah drama akan
bergantung pada tokoh, karena merekalah yang memerankan setiap karakter dalam
cerita disebuah drama. Tokoh-tokoh tersebut juga yang bertanggung jawab dalam
menyampaikan ide atau gagasan dari sebuah drama, agar dapat dicerna oleh
penonton drama.
ü Penokohan
Selanjutnya,
penulis drama juga harus menetapkan penokohan dalam teks drama. Penokohan adalah
proses, cara, atau perbuatan menokohkan, dapat diartikan sebagai proses penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.
Ada tiga jenis penokohan dalam drama.
Pertama, tokoh protagonis atau tokoh utama.
Kedua, tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang protagonis.
Ketiga, tokoh tritagonis, yaitu tokoh pendukung cerita.
Penokohan ini yang
kemudian penting untuk menetapkan watak, perilaku, atau sifat utama dari
masing-masing tokoh yang memerankan cerita dalam teks drama.
·
Dialog
Apa yang pertama kali
kamu bayangkan ada di dalam sebuah teks drama? Tentunya adalah percakapan atau
dialog dari pemerannya, bukan? Dialog dalah percakapan antara dua tokoh
atau lebih dalam sebuah drama. Bagian ini merupakan unsur yang
penting untuk ada dalam sebuah teks drama, khususnya pada drama yang
adegannya terdapat percakapan diantara para tokohnya.
·
Babak
Selanjutnya, ialah
babak. Babak adalah bagian dari lakon drama.
Dalam satu lakon atau pementasan, terdiri dari satu atau beberapa babak.
Batas antara babak satu
dengan babak selanjutnya ditandai dengan turunnya layar atau padamnya lampu
pementasan. Babak dalam suatu drama diperlukan agar penonton dapat
mengikuti alur cerita secara jelas dan runut. Selain itu, babak menjadi
penting apabila penulis teks drama ingin memainkan sebuah pementasan drama yang
terdiri dari beberapa latar waktu maupun tempat yang berbeda.
·
Konflik
Menurutmu, apa hal yang
membuat suatu cerita menjadi seru dan mampu menarik emosi penonton? Yap, bagian tersebut ialah konflik dari sebuah
cerita. Konflik adalah ketegangan atau pertentangan
dalam drama yang ditandai dengan adanya masalah.
Pertentangannya terjadi pada satu tokoh atau antara satu tokoh dengan tokoh
lain.
Konflik ini relatif
dibutuhkan, karena pada dasarnya sebuah cerita pasti memiliki tujuan atau pesan
tertentu yang ingin disampaikan. Konflik atau masalah dapat mengantarkan sebuah
pesan tersebut dalam alur cerita di dalam sebuah drama.
·
Amanat
Seperti yang kita bahas
sebelumnya, jika ada suatu konflik atau masalah, pasti akan ada pesan yang bisa
kita ambil dari kejadian tersebut. Disitulah fungsi dari amanat. Amanat
adalah simpulan tentang ajaran atau pesan moral yang terdapat dalam drama.
Amanat dalam drama bersifat ajaran moral dan mendidik. Sebuah drama dapat
memiliki lebih dari satu amanat.
b.
Unsur Ekstrinsik Teks Drama
Nah, kalau unsur
ekstrinsik teks drama adalah unsur-unsur pembentuk drama
yang terdapat di luar teks drama. Meskipun begitu, unsur-unsur ini
juga memiliki peranan terhadap pembuatan teks drama itu sendiri, ya. Contoh
unsur ekstrinsik drama, antara lain biografi pengarang, falsafah hidup
pengarang, dan keadaan sosial budaya masyarakat.
Ø Biografi
Pengarang
Setiap
pengarang memiliki latar belakang atau riwayat hidup yang
berbeda-beda. Mulai dari lingkungan ia tumbuh, orang tua, pendidikan, lingkup
pertemanan, hingga kepercayaan. Hal ini lah yang bisa mempengaruhi sebuah karya
yang diciptakannya. Setiap pengarang, pasti punya nuansa sendiri dalam
menciptakan karya mereka.
Ø Falsafah
Hidup Pengarang
Sama
seperti biografi pengarang, falsafah hidup setiap pengarang naskah drama juga
berbeda-beda. Apa itu falsafah hidup? Falsafah hidup adalah pandangan hidup,
gagasan, ide, dan sikap batin yang dimiliki setiap manusia. Hal ini akan
melandasi tema drama yang akan dibuat.
Ø Keadaan
Sosial dan Budaya Masyarakat
Kemudian,
situasi sosial dan budaya masyarakat juga menjadi hal yang dipertimbangkan,
atau bisa menjadi inspirasi bagi pengarang dalam membuat naskah drama. Dalam
hal ini, pengarang akan melihat isu-isu apa yang terjadi dalam masyarakat, agar
menarik perhatian audiens drama.
Struktur
Teks Drama
Sebuah teks drama juga memiliki struktur yang menjadi kerangka pembuatan naskah. Struktur teks drama terbagi menjadi 3, yaitu prolog, dialog, dan epilog. Apa saja perbedaannya?
1.
Prolog
Prolog adalah pembuka
atau pengantar yang disampaikan oleh narator atau tokoh tertentu.
2.
Dialog
Dialog adalah percakapan
antartokoh yang menggambarkan cerita.
3.
Epilog
Epilog adalah kata-kata
penutup yang berisi simpulan atau amanat.