Rabu, 20 Oktober 2021

MODUL ANEKDOT

 

 

 

MENYAMPAIKAN IDE DENGAN ANEKDOT

 

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3.5 Mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat..

3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot..

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot..

4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan

NAMA             :

KELAS            :

NO ABSEN     :

MATERI BAHASA INDONESIA X


A. Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat

Ind 1

Mendata pokok-pokok isi anekdot

Ind 2

Membandingkan anekdot dengan humor

Ind 3

Mengidentifikasi penyebab kelucuan anekdot

 

Mendata Pokok-Pokok Isi Anekdot

Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mendengar atau membaca cerita lucu. Cerita lucu tersebut bisa jadi hanya merupakan cerita rekaan, tetapi banyak juga yang didasarkan atas kejadian nyata. Ada cerita lucu yang dibuat benar-benar untuk tujuan menghibur, tetapi ada juga yang digunakan untuk tujuan lainnya. Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting (tokoh masyarakat) atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan (pelaku cerita), tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata.

 

Berikut adalah contoh anekdot yang dapat dibacakan oleh guru.

Contoh 1

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.

Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak     pernah mau berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”

Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”

Udin : “Loh, apa hubungannya.”

Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”

Udin : “???”

Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id dengan penyesuaian.

 

Judul

Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Masalah yang dibahas

Dosen yang merangkap jadi pejabat

Unsur humor

Kalimat penutup anekdot sebagai jawaban mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiri dari tempat duduknya ternyata karena kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.

Makna tersirat yang disampaikan

Makna tersirat yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru

Alasan dimasukkan sebagai teks anekdot

Karena dalam kedua cerita tersebut selain mengandung humor juga ada sindiran atau kritikan yang disampaikan.

 

Contoh 2

Cara Keledai Membaca Buku

 

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya,” kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”

Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu.”

“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya.”Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan? kata Nashrudin dengan mimik serius. Sumber: http://blogger-apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)

 

Analisislah cerita anekdot di atas sesuai dengan tabel di bawah ini !

Judul

Cara Keledai Membaca Buku

Masalah yang dibahas

 

 

Unsur humor

 

 

Makna tersirat yang disampaikan

 

 

 

Membandingkan anekdot dengan humor

Pada pembelajaran sebelumnya siswa telah belajar bahwa anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot. Agar dapat mengetahui persamaan dan perbedaan antara keduanya, bacalah humor berikut ini.

 

Surat Cinta Tukang Buah dan Tukang Sayur

Surat Tukang Buah kepada Tukang Sayur

Wajahmu memang manggis

sifatmu juga melon kolis

Tapi hatiku nanas karena cemburu

Terasa sirsak napasku

Hatiku anggur leburIni delima dalam hidupku

Memang ini salakkuJ

arang apel di malam minggu

Ya Tuhan ... mohon belimbing-Mu

Kalo memang per-pisang-an ini yang terbaik untukmu

Semangka kau bahagia dengan pria lain

Sawo nara………Dari : Durianto

 

 

Balasan dari Tukang sayur

Membalas kentang suratmu itu

Brokoli-brokoli sudah kubilang

Jangan tiap dateng rambutmu selalu kucai

Jagungmu tak pernah dicukur

Disuruh dateng malem minggu eh nongolnya hari labu

Ditambah kondisi keuanganmu makin hari makin pare

Kalo mau nelpon aku aja mesti ke wortel

Terus terong aja

cintaku padamu sudah lama tomat

Jangan kangkung aku lagi

aku mau hidup seledri

Cabe dech.Dari : Sayurati

(Dikutip dari https://plus.google.com/u/0/communities/

104074508652281682239 dengan penyesuaian)

 

TUGAS I

1.      Jelaskan Perbedaan Humor dengan Anekdot !

2.      Carilah 1 contoh teks anekdot selain yang ada di modul !

 

Cerita 1

Mau Gaji Besar?

Cerita 2

Profesi Anak Ibu Penjual Kue

Bapak Presiden bertanya pada ibu tua penjual kue.

Bapak : “Sudah berapa lama jualan kue?”

Ibu      : “Sudah hampir 30 tahun.”

Bapak : “Terus anak ibu mana, kenapa tidak ada yang bantu?”

Ibu     : “Anak saya ada 4. Yang ke-1 di KPK, ke-2 di POLDA, ke-3 di Kejaksaan dan yang ke-4 di DPR. Jadi mereka sibuk sekali, Pak.”

Bapak Presiden kemudian menggeleng-gelengkan kepala karena kagum. Lalu berbicara ke semua hadirin yang menyertai beliau.

 

Bapak : ”Meskipun hanya jualan kue, ibu ini bisa menjadikan anaknya sukses dan jujur tidak korupsi, karena kalau mereka korupsi, pasti kehidupan Ibu ini sudah sejahtera dan tinggal di rumah mewah.”

Bapak : “Apa jabatan anak di POLDA, KPK, Kejaksaan dan DPR?”

Ibu      : “Sama ... jualan kue juga.” Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id

 

Cerita 3

Nangka Impor

Seorang teman diplomat yang baru ditempatkan di Belanda bercerita,

Saya pernah makan siang di sebuah restoran Indonesia sederhana di Amster­dam. Saya kaget ternyata salah satu menunya ada masakan gudeg Yogya.

Saya penasaran. Maka langsung saya pesan satu porsi. Setelah saya ciicipi, percaya atau tidak, ternyata rasanya lebih enak daripada gudeg di Yogya yang asli!

Lebih penasaran lagi. Maka saya nanya:

“Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan den­gan di tempat aslinya?”

“Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya kan pakai nangka lokal. Nah kalau kami di sini memakai nangka impor,” jawabnya.

“Emang nangkanya impor dari mana?”

“Dari Yogya, Mas...”

Cerita 4

Sebuah mobil ambulans yang mengangkut beberapa orang pasien sakit jiwa terpaksa berhenti di tengah jalan karena bannya bocor. Ketika sedang mengganti ban, Si Sopir tak sengaja menendang ke empat bautnya hingga masuk selokan. Dengan panik Si Sopir berteriak, “Waduuuh, gimana gue bisa pasang ban kalau bautnya hilang?”Mendengar teriakan itu, salah seorang pasien gila nyeletuk, “Bang copotin aja tuh satu baut dari masing-masing tiga roda lainnya. Terus pasang ke bannya. Jadi, masing-masing ban dapat tiga baut.Ntar kalau ada toko baut, tinggal beli empat baut.”

Mendengar usul pasien gila tersebut, Si Sopir langsung lega. “Pinter juga Lo tapi ... kenapa Lo masuk rumah sakit jiwa sih?”

Pasien itu menjawab, “Helooooo ... plis dech, kita ini Cuma gila. Bukan bego kayak Lo.”

 

TUGAS II

Siswa ditugaskan untuk membaca kembali anekdot-anekdot di atas, kemudian menentukan makna tersiratnya dengan menggunakan tabel berikut ini.

 

CONTOH

Judul anekdot

Kritikan/ sindiran

Makna tersirat

Mau   Gaji Besar

Sindiran pada orang yang hanya ingin mendapatkan gaji besar, kekayaan dan jabatan secara instant tanpa  mau berusaha terlebih dahulu.

Kalau mau kaya orang harus mau bekerja.

CERITA 2

 

 

CERITA 3

 

 

CERITA 4

 

 

 

C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot

Ind 1

Mengidentifikasi struktur anekdot

Ind 2

Mengenal berbagai pola penyajian anekdot

Ind 3

Menganalisis kebahasaan anekdot

 

Mengidentifikasi Struktur Anekdot

Anekdot memiliki struktur teks yang yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi ^ orientasi ^ krisis ^ reaksi ^ koda.

(a) Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran umum tentang isi suatu teks.

(b) Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis.

(c) Krisis atau komplikasi merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada bagian krisis itulah terdapat kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa.

(d) Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi yang dimaksud dapat berupa sikap mencela atau menertawakan.

(e) Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya dapat berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah,akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional; bisa ada ataupun tidak ada.

 

Contoh analisis struktur teks anekdot.

Isi

Struktur

Seorang warga melapor kemalingan.

Abstraksi

Pelapor : “Pak saya kemalingan.”

Polisi : “Kemalingan apa?”

Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak...”

Orientasi

Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”

Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”

Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”

Krisis

Pelapor : “Belum .... “ (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.

Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”

Reaksi

Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya).     

Koda

 

 

D. Menciptakan kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan

Ind 1

Menceritakan kembali isi anekdot dengan pola penyajian

yang berbeda

Ind 2

Menyusun teks anekdot berdasarkan kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku seorang tokoh publik

 

Menyusun Teks Anekdot Berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik

Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri.

Dalam contoh berikut ini, kamu akan mengetahui bagaimana anekdot disusun. Langkah-langkah penyusunan disajikan dalam bentuk tabel, dengan penyelesaian pada kolom ketiga.

 

No

Aspek

ISI

1

Tema

Kasih sayang pada orang tua

2

Kritik

Anak yang memandang orang tua di masa tuanya sebagai orang yang merepotkan.

3

Humor/ kelucuan

Orang dewasa malu karena dikritik oleh anak kecil

4

Tokoh

Kakek tua, ayah dan ibu (anak), cucu 6 tahun

5

Struktur

Abstraksi

Kakek tua yang tinggal bersama anak, menantu

dan cucu 6 tahun.

Orientasi

Kebiasaan makan malam di rumah si anak. Kakek tua makannya sering berantakan.

Krisis

Kakek tua diberi meja kecil terpisah di pojok, dengan alat makan anti pecah.

Reaksi

Cucu 6 tahun membuat replika meja terpisah.

Koda

Cucu 6 tahun mengungkap-kan kelak akan membuat meja terpisah juga untuk ayah dan ibunya.

6

Alur  

Kakek tua tinggal bersama anak, menantu dan cucunya yang berusia 6 tahun. Karena sudah tua, mata si Kakek rabun dan tangannya bergetar sehingga kerap menjatuhkan makanan dan alat makan. Agar tidak merepotkan, ia ditempatkan di meja terpisah dengan alat makan anti pecah.

Anak dan menantunya baru sadar ketika diingatkan oleh cucu 6 tahun yang tengah bermain membuat replika meja.

7

Pola penyajian

Narasi

8

Teks anekdot

Seorang kakek hidup serumah bersama anak, menantu, dan cucu berusia 6 tahun. Keluarga itu biasa makan malam bersama. Si kakek yang sudah pikun sering mengacaukan segalanya. Tangan bergetar dan mata rabunnya membuat kakek susah menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh.

Saat si kakek meraih gelas, susu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya menjadi gusar.

Suami istri itu lalu menempatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan, tempat sang kakek makan sendirian. Mereka memberikan mangkuk melamin yang tidak gampang pecah.

Saat keluarga sibuk dengan piring masing-masing, sering terdengar ratap kesedihan dari sudut ruangan. Namun, suami-istri itu justru mengomel agar kakek tak menghamburkan makanan lagi.

Sang cucu yang baru berusia 6 tahunmengamati semua kejadian itu dalam diam.

Suatu hari si ayah memperhatikan anaknya sedang membuat replika mainan kayu.

“Sedang apa, sayang?” tanya ayah pada anaknya.

“Aku sedang membuat meja buat Ayah dan Ibu.

Persiapan buat ayah dan ibu bila aku besar nanti.”

Ayah anak kecil itu langsung terdiam.

Ia berjanji dalam hati, mulai hari itu, kakek akan kembali diajak makan di meja yang sama. Tak akan ada lagi omelan saat piring jatuh, makanan tumpah, atau taplak ternoda kuah.

Sumber: J. Sumardianta, Guru Gokil Murid Unyu. Halaman 47. (dengan penyesuaian)

 

Materi Kelas X TP dan TBSM

MENDALAMI PUISI Sumber: https://ruangimaji.files.wordpress.com/2011/03/rendra1.jpg Dengan mempelajari pelajaran 8 ini, kam...