Teks Cerita Sejarah Pribadi
“KENANGAN TERINDAH”
Aku adalah ika, nama lengkapku adalah Riska
Sanau. Aku anak ke tiga dari empat bersaudara, dan aku juga anak yang paling
sulit bergaul dengan teman-teman sekelas maupun dengan keluarga.
Pagi yang indah buat orang yang akan
memasuki sekolah pada hari pertama, pada saat itu aku berusia 7 tahun, tepatnya
pada saat kelas 1 SD. Pada saat itu aku tak suka sekolah karena aku hanya ingin
tetap di rumah tapi ayahku tetap bersi keras untuk membujukku ke sekolah, aku
tak suka bergaul dan berteman dengan siapapu apalagi dengan keluargaku karena
aku hidup dalam kesendirian. Pada saat di kelas dan pelajaranpun di mulai, aku
malah memilih untuk duduk sendiri di bandingkan duduk barsama teman-teman
sekelasku sebab aku tak suka berteman dengan mereka.
Pada saat ibu guru mengajar, aku sama
sekali tak memahami pelajarannya sebab pada saat ibu menjelaskan aku hanya dudu
di pojokan kelas dibandingkan mendengarkan ibu guru mengajar. Berbulan-bulan
lamanya aku berada di kelas yang aku tak sukai, tapi pada saat kenaikan kelas,
aku sangat senang karna akan meninggalkan kelas itu dan berpindah ke kelas
lain. Tapi sayang aku tak naik kelas dan tetap duduk di kelas dan di bangku
itu,aku sangat marah tetapi aku tak putus asa untuk cepat-cepat meninggalkan
kelas itu.
Hari demi hari yang aku lalui di kelas itu
dan aku mendapatkan pukulan hari demi hari sebab aku tak bisa membaca huruf
atau tulisanku sendiri, aku selalu di pukulin dan selalu begitu sampai aku tak
tahan lagi harus bagaimana. Aku hanya bisa berusaha dan akhirnya aku bisa
membaca huruf dan sedikit demi sedikit ibu tak memukuliku, tapi pada saat aku
naik kelas 2 SD. Aku sudah tak sanggup dan aku melaporkan semuanya kepada ayah
dan ibuku, dan mereka telah menemui ibu guru tersebet, dan ibu guru berjanji
kepada kedua orang tuaku untuk tak memukuliku lagi. Aku sangat senang mendengar
semuanya dan langsung bersemangat untuk bersekolah sebab aku mulai suka
bersekolah.
Pada suatu hari aku bertemu ibu guru yang
sangat baik hati dan tak pernah memukuli kami sebagai siswanya, dan pada saat
itu aku berada pada kelas 3 dan sudah mendapat teman-teman berkat ibu guru
tersebut. Ibu guru itu berkata “jangan biarkan kau hidup dalam kesendirian, dan
jangan buat kamu tak mempunyai siapapun, sebab mereka lebih penting dari
semuanya” pada saat itu aku sadar bahwa aku tak selamanya begini, dan aku
langsung memelum ibu guru dan ber kata “ terimakasi ibu guru” aku menjawab
sambil menangis.
Suasana pada saat itu terasa tak terlupakan
sampai ketika teman sekelas kami mengalami kecelakan dapa saat bermain dan ibu
guru langsung membawanya ke rumah karena pada saat itu belum ada yang namanya
rumah sakit atau puskesmas. Aku dan teman-teman yang lain sangat hawatir
apalagi ibu guru kami, pada saat kecelakaan terjadi sangkorban sedang bermain
di atas meja dan tiba-tiba dia terjatuh sampai membuat telinganya berdarah dan
membuat orang tuanya pinsan.
Pada hari itu kami di liburkan selama kami
terasa aman, pada saat libur kami mencoba untuk bermain di tepiran pantai yang
sangat kering dan banyak ikannya. Saat itulah aku mengenal sahabat-sahabatku
yang bernama vira, cindi, tias,vita, mala, kia, guti, wawan dan masih banyak
lagi yang sedang bersamaku pada saat itu. Mereka memiliki sifat berbeda beda,
seperti vira orangnya cantik tapi sayang dia selalu marah-marah, cindi orangnya
baik hati tidak sombong dan kurang menghina orang tapi kalau menceritakan orang
ya kami rajanya, tias orangnya pendiam tapi pendendam, vita orangnya susah di
atur, malam orangnya cerewet sama sepertiku, kia orangnya cepat menangis dan
tak tahan dengan air matanya, guti orangnya suka bercanda sama dengan wawan
yang bisa membuat kami semua tersenyum walau sedang kesusahan satu persatu.
Pertemanan kami bukan hanya di situ saja,
kami selalu bersama sama walau kami sudah di pisahkan lantaran ingin
melanjutkan sekolah di SMA yang bisa di masuki, walau tubuh kami jauh tapi hati
kami tetap selalu bersama saman, dan kami juga selalu berkumpul pada saat-saat
libur sekolahan. Dan tempat yang biasa kami kumpulkan adalah tempat jaringan di
mana semua orang berkumpul di sana, sebab di kampung kami susah mendapatkan
jaringan. Walau begitu kami senang karena bisa berkumpul dengan orang-orang
yang di sekitar kami. Walau teman-temanku banyak berubah sikap tapi kami tetap
selalu bersama untuk selamanya.